REVIEW CERPEN KETIKA MAS GAGAH PERGI

[review cerpen Ketika Mas Gagah Pergi]

Seneng yaa punya kakak laki-laki. Pas banget sobat saya punya kakak laki-laki. Disayang, dibeliin ini dibeliin itu. Dan nemuin cerpen bagus Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)... Makin-makin iri deh :)

Cerpen KMGP ini akan diangkat menjadi Film adalah hal yang sangat ditunggu-tunggu. Sosok Mas Gagah akan menjadi role model yang dapat dicontoh generasi muda Indonesia yang sudah haus akan pendidikan moral yang baik.

Source

Dan di Cerpen KMGP ini, saya nemuin banyak contoh baik yang harus dilakukan oleh seorang kakak kepada adeknya.

1. Membimbing adik
Point ini kebaca banget dari cerpen. Bagaimana Mas Gagah dengan santun dan sabar membimbing adiknya yang ingin belajar tentang Islam. Kalau kita udah santun, maka adek kita gak akan susah untuk nyontoh perilaku kita. Itu artinya ada teladan disana.

2. Sabar Berdakwah
Cerita Mas Gagah yang paling menyentuh adalah karena sikapnya yang begitu sabar berdakwah di dalam keluarga. Dakwah dalam keluarga adalah sebuah hal yang cukup sulit namun juga cukup mudah seperti dalam cerita tsb. Bagaimana ketika Mas Gagah berubah, itu membuat perhatian Gita teralihkan. Awalnya Gita, tokoh aku dalam cerita tsb tidak terima atas perubahan sang kakak. Namun lama-kelamaan bosan bila tidak menyapa kakaknya tersebut.



Saat ini sebagai catatan untuk saya sendiri. Dakwah apa yang telah saya lakukan dalam keluarga?

3. Support Keluarga
Dalam cerita, Mas Gagah pergi mengisi ceramah di Bogor. Sang Ibunda begitu mensupport anaknya dalam jalan kebaikan menyebarkan dakwah. Dan saat diketahui, Mas Gagah mengalami kecelakaan, keluarganya merasa bersedih karena usia Mas Gagah yang terbilang masih muda. Allah lebih mencintai Mas Gagah. Orang tua tentu merasa bangga memiliki anak yang shaleh sepertinya dan akan menjadi catatan amalan kebaikan di surga kelak.

Dari sana, saya pun merasa bersyukur karena peran Mama dan Papa sehingga saya dan kelima adik dapat istiqamah dalam kebaikan. InsyaAllah. Aamiin.

Catatan yang paling nyata adalah adik-adik saya kalau sudah masuk waktu Shubuh, mereka yang masih berusia 10 tahun bangun dan bersiap pergi ke Masjid untuk shalat berjamaah shubuh. Mantap kan?! Sebagai catatan ini tidak terjadi di bulan Ramadhan. Ayah saya ingin membangkitkan kecintaan adik-adik saya pada Masjid.

Selain itu, saya pernah main ke rumah Mama dan ngetes hafalan adik-adik, dan ketika saya ngajak mereka muraja'ah, mereka bertiga adik-adikku yang masih SD ini melantunkan ayat-ayat suci Al Quran bersama saya. Subhanallah saya terharu...

Lalu bagaimana dengan adik kedua dan adik ketiga saya? Adik kedua saya perempuan. Dulu sering saya mengajaknya ke pengajian mingguan di Gerlong, sampai adik saya sekarang sudah senang ikut #melingkar.

Tinggal adik ketiga laki-laki yang sudah duduk di bangku kuliah yang belum suka hafalan seperti saya atau adik-adik. Mudah-mudahan Allah memberi kesukaan suatu saat. Aamiin

Dalam cerita KMGP, saya dapat bercermin bahwa lingkungan teman memanglah berpengaruh pada sikap dan karakter setiap pribadi. Namun keluargalah yang paling banyak memberi warna. Sudahkah memberi warna yang baik kepada adik-adik kita? :)

No comments